My First Single Fighter Mission (Petualangan Temilnas;Semangat12 Part I)

Jum’at   9 maret 2012, saat itu,aku sedang ngerjain ppt msdm,sambil  mendengarkan radio dan tentunya belum mandi,karna hari itu hanya aku agendakan untuk mengerjakan tugas dan free  kuliah,paling –paling pembinaan fahmil,itu juga belum pasti.  Tiba-tiba sekamir pukul 11 siang Hpku menyanyi, di layar tertera nama “temilnas” aku sedikit ragu untukmenjawabnya. Lima   detik berlalu,

“Hallo,Assalamu alaikum...”sapaku lembut

“Benar  dengan Puji Astutik?”  perempuan dibalik telpon itu memanggil nama lengkapku,aku hanya terpaku tiada berkata, kenapa dia tau nama lengkapku yang hanya berspasi satu   ini.

“Karya tulis anda lolos menjadi finalis temilnas  2012, untuk itu siapkan  presentasinya  pada 15 maret nanti.”

“Apa  benar mbak?aku siyhoccckkk”

“iya benar, judulnya harmonisasai  obligatory zakat.....”

“iyaa-iyaa...”

“kapan bisa ke riau, saya tunggu ya..”

“iya mbak, saya koordinasikan nanti saya hubungi lagi, terima kasih.”

Rasanya aneh dan bingung, antara  senang dan duka bercampur menjadi satu, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, semuanya serba mengejutkan. Aku tak bisa menutupi kebahagiannkujugatak bisa menutupi kegugupanku menghadapi  semua ini, sungguh semua tiada planning untuk pergi ke Riau. Yang ku ingat hal pertama yang harus aku lakukan adalah memberi kabar akh Taufiq, dan itu adalah hal wajib,kemudian yang kedua  aku pun mencoba menghubungi CM CIES. Dari sinilah perjuangan itu di mulai. Beberapa lembar proposal harus ku edit berulang kali untuk permohonan dana ke dekanat, bolak- balik ke BEM, CIES,Dekanant, forstiling Oh iya aku juga lupa belum membayar utang print ke forstiling sebanyak 6 lembar kertas hitam putih dengan estimasi kertasnya CIES ( jadi Rp 150x6=Rp 900). Tapi,alhasil proposal ditolak danharus mengajukan dana ke rektorat. Pukul 17.10 aku masih menghadap pak Nanang, meskipun sebenarnya aku sangat – sangat kelaparan sekali karna tak sesuap nasipun tenggarai di perutku. Ternyata hal initak membuahkan hasil yang positif, senin pagi aku harus ke rektorat. Suhu tubuhku rasanya naik beberapa derajat daari biasanya, gemetar dan pening. Telpon tadi mengubah hidupku, diputuskanlah aku harus berangkat ke Riau dengan mengikuti LKEI dan Olimpiade.

Aku jadi ragu apa aku bisa berangkat ke Riau? aku hanya pasrah, pikiranku tak mampu menjangkau semua ini. sesampainya di kontrakan tugas kuliah menumpuk, ppt belum buat blasss,beberapa orang mengirimiku sms, untukmengajak simulasi presentasi. Aku benar – benar kalut, kelompok manajemen SDMku kurang bisa di ajak kompromi, tugas ppt pengantar akuntansi II belum juga kubuat, resume manajemen keuangan 2 bab, satu hurufpun belum nulis,paperku juga belum tak print apalagi bikin ppt aku benar-benar pusing. Meskipun baru separuh aku coba sedikit membuat ppt dengan bad mood, aku tak mau mengecewakan orang-orang, tapi jujur aku sedikit blank saat itu.

Hari sabtu, semua agenda aku stop, aku lebih memilih menyelesaikan  pptku. Tapi Allah berkehendak lain, ppt hanya selesai 80%, pukul 14.00 agenda simulasi gagal, karena salah seorang akhwat yang hendak menemaniku lupa, hari itu hanya checking ppt. Kurasa wajah orang itu sedikit kecewa,karna pptku tidak seperti yang diharapkannya, aku sendiri juga bingung emangnya harus gimana sih bikin ppt yang baik? apa pptku masih terkesan anak kecil?  Terlalu banyak gambar dan monoton? Entahlah,,, aku tak bisa berfikir jernih. Sampai di kontrakan aku hubungi mbak ika, mantan juara harapan 1 temilnas beberapa tahun yang lalu, lagi- lagi keputusan Allah tidak mendukungku, ppt mbak ika ketinggalan di laptop lama dan itu ada di jombang, sedangkan mbak ika sedang diluar jombang. Sore ini aku ingin konsen pada tugas kuliahku dulu baru finishing ppt, tapi beberapa pesan yang masuk ke inboxku mengajak simulasi lagi, baiklah aku “iyakan” saja. Hampir jam 2 dini hari aku tak berkutik dari tempat dudukku, tapi Subhanallah,, ppt mash saja kurang.

Agenda pagi ini adalah bercuap- cuap dengan MR N the gank, sambil aku selesaikan 2 slide kesimpulan dan saran pptku. Setelah acara selesai, aku mau baca papeer dan slidenya, yah,,, setan lebih pintar membujuku untuk jalan sama my gank. Wallahu alam wes yang penting jam 13.00 ontime aku ada didepan CIES simulasi.

Memang ya, sebesar – besar usahamu sebesar itu pula yang akan kau dapatkan, baterai laptop habis, jadi aku nggak bisa baca dan paham slideyang baru saja selesai kubuat. Presentasiku hancur, intonasi gak pas, terpaksa di cut di awal  presentasi. Tragiss.

Oh Tuhan,,,

Pembenahan slide pun dilakukan, kritisisasi per materi juga lebih disignifikankan. Ditengah – tengah itu tiba-tiba terdengar kabar tiket kereta habis dan kontingen  ga bisa  berangkat ke jakarta besok. Petir serasa  menyambar  kepala, angin – angin berhenti berhembus, dan langitpun menggelombang di atas sana. Haduh.... semua orang kalut, ada yang sibuk telpon sana – sini ada yang sibuk urusin duit, sibuk galau ngerjakan tugas kuliah, pokoknya semua orang sok penting deh! Keadaan benar – benar krusial.

Sore lagi baru sampai kontrakan, wajah – wajah berseri saudari – saudari sakinah menyambutku ramah, seolah memberiku semangat yang tiada tara dalam my first single fighter mission ini. Tapi, aku tak kuasa termangu dalam sepi, aku takut, takut sekali mengecewakan banyak orang. Aku yakin pasti finalis yang lolos  adalah angkatan tua. simulasiku hancur, presentasi tingkat nasional adalah hal pertama bagiku, apalagi ini tidak sekedar presentasi di depan juri,tapi di hadapan forum ratusan orang, sendiri pula di tambah lagi, anak kecil ini baru semester 2 yang mash belum banyak pengalaman. Dalam keadaan menjepit ini aku teringat perjuanganku meng”goal”kan ide obligatoryy zakat systemku ini ke akh Taufiq dalam proses yang begitu lama dan proses meyakinkan yang penuh perjuangan. Ketika, kawan lain, dengan mudahnya di acc idenya karena sudah tepat, maka aku masih galau dengan ide zakatku ini.  belum lagi selama proses aku harus berkali- kali membolak- balikan ribuan huruf yang mash kurang tepat dan banyak yang di stabilo kuning untuk dibenahi. Waktu pengerjaan pun juga belum optimal, trpotong 1 minggu harus pergi ke ITB, konsen juga dengan 2 PKM yang harus dipresentasikan di universitas, terpotong konsentrasi harus ikut pembekalan olimpiade, tapi pada akhir penyisihan 15 besar aku putuskan untuk melanjutkan karya ini. aku merasa tak sanggup menjalani 2 proses, aku harus memilih.