Kisahku dilintasan PCPM 32 BI sebelumnya bisa dibaca di PCPM 32 BI 2016,Berpacu dengan Waktu (Part II).
Kawan ternyata aku lolos seleksi tahap 2 lho. Pengumumannya sudah keluar
tanggal 12 oktober 2016 dan aku harus kembali mengikuti seleksi tahap 3 pada hari sabtu tanggal 15 oktober
2016.tes tahap 3 ini mencangkup tes psikologi tertulis, LGD (Leaderless Group
Discussion) dan interview psikologi. Tak ada yang perlu dipelajari sekeras tes
tahap 2 kemarin memang tetapi aku gusar dengan diriku sndiri. Gusar tentang
diri dan kemapuanku sendiri. Konon kabarnya tes psikologi yang dilakukan PPM
Manajemen ini kerapk kali memakai wartegg tes, tes menggambar pohon, dan orang.
Aku termasuk orang yang nggak bisa gambar. Belum lagi waktu interview pasti
sang psikolog tanya macem-macem tentang pribadi aku... aarghhh.. ini yang
menjadi serba salah menurutku mau jujur kalau aku termasuk tipe orang yang suka
tidur takutnya ga diterima, kalau aku bilang aku orangnya perfeksionis tapi ya
nggak perfect perfect amat lagi pula mana ada orang yang suka males suka tidur
bisa jadi orang perfect hahhaha. Lagi-lagi aku stress menjelang tes tahap ini.
Secara fisik aku juga mulai merasakan penyakit maag-ku kambuh.
4. Tes Psikologi tertulis, LGD dan Interview Psikologi
Pada tahap tes kali ini terbagi menjadi 2 hari. Hari pertama adalah
psikologi tertulis dilanjutkan hari selanjutnya adalah LGD dan Interview dengan
psikolog. Karena sudah ada pengumuman sebelumnya kalau tesnya akan berlangsung
2 hari jadi aku udah prepare untuk menginap di kost salah seorang teman yang
bekerja di Surabaya, Gilang namanya. Beberapa hari sebelum tes aku sudah
mengontak dia untuk menginap di kostnya. Dia pun sudah memberitahu alamatnya
namun belum memberi tahu peta menuju kesana. Malam menjelang hari-H sepulang
kantor aku packing barang-barang apa saja yang harus aku bawa esok hari.
Setelah semua selesai aku bergegas tidur agar esok tidak bangun kesiangan. Baru
saja berbaring tak sengaja tangan kananku menyenggol HP hingga terjun payung ke
lantai. HP itu langsung mati. Karena baterainya habis aku putuskan untuk
mengecas dan pergi tidur. Keesokan harinya aku rempong dengan HP itu karena HP
itu benar-benar MATOT, giliran bisa nyala hanya logo merek saja selebihnya ngga
bisa. Mati aku!! Gimana menghubungi Gilang? Nanti Malam nginep dimana? Gimana
mau pesan Gojek? Mana HP itu adalah satu-satunya HP yang aku punya. Hiks...
Tapi biar bagaimanapun aku harus segera bersiap agar tak ketinggalan
kereta. Jarak Kostku dengan stasiun kota Malang lumayan dekat jadi aku hanya
jalan kaki saja kesana. Setelah membeli tiket kereta lagi-lagi aku mendapat
tiket tanpa tempat duduk. Ahh sudah biasa
pikirku. Hari itu di kereta Seperti minggu kemarin Allah memberiku tempat duduk
dari stasiun Malang Kota hingga stasiun Gubeng. Sepertihalnya yang aku lakukan
di stasiun tadi, di kereta aku terus saja mengutak atik Hpku. Tapi tetap saja
hasilnya sama, Nihil. Teringat bahwa hari ini aku sekelas lagi dengan Pras
(teman kuliah yang sekelas dengan aku seperti tes-tes sebelumnya) aku berharap
bisa ketemu dan dan meminta tolong untuk menghubungi gilang menanyakan alamat
agar aku ada tempat menginap malam ini. Atau di surabaya nanti aku akan beli HP
biasa saja yang 100 ribuan seenggaknya bisa telpon dan SMS. Yah, begitu saja.
Istigfar dan sholawat tok aku di kereta, berharap Allah memberiku tempat
tinggal malam ini.
Sesampainya di stasiun Gubeng aku tak berniat membeli tiket kereta terlebih
dahulu karena tak tahu akan pulang kapan. Aku langsung berjalan kaki menuju
kampus B Unair lewat gang yang sebelumnya pernah aku lewati. Hari itu cuaca
cerah, tak ada pembenahan saluran air seperti minggu sebelumnya, Alhamdulillah
juga aku tidak nyasar dan sampai di Kampus B Unair dengan selamat. Seperti
biasanya aku nongkrong di Masjid Nuruzzaman sambil menunggu jadwal tes dimulai.

āGilang siapa? Gilang Mei?āJawabnya
āIyaā
Dia pun mengangguk tanda setuju, aku lega setidaknya ada teman yang
mengenal gilang dan aku bisa punya tempat berteduh malam ini.
Tibalah waktunya tes psikologi tulis, ada beberapa macam tes psikologi
tertulis yang dilakukan hari itu.
1. Isi biodata
di form yang telah disediakan panitia
2. Tes menilai
diri menurutku karena aku ga tau nama tesnya pokoknya pertanyaan-pertanyaanya
seperti ini : Menabung bertujuan untuk?, Jika menemukan amplop bertuliskan alamat jatuh
di jalan saya akan?, jika di bioskop ada kebakaran maka saya akan? Apalagi ya
pokoknya gitu deh.
3. Tes menilai
diri juga menurutku hahaha kali ini kita diberi Form berisi titik-titik
sebanyak 20 nomor dan kita diminta untuk menuliskan karakter kita. Lalu di part
selanjutnya kita harus menilai apakah kita sangat puas, puas, cukup puas, agak
puas, tidak puas terhadap diri kita beserta alasanya.
4. Pauli. Ini
tes puncaknya kawan, selamat bergempor ria mengerjakan tes ini. Apalagi kali
ini pengerjaanya menggunakan pensil bukan ballpoint, lebih gempor lagi tangan
ane. Kali ini aku menyediakan 2 pensil tapi tetap saja lama-lama tuh 2 pensil
jadi tumpul, leher jadi kaku dan tangan jadi pegal seperti habis angkat karung
50 kg, hahhaa lebay... pad tes Pauli ini bolak balik kertas A3 itu aku nggak
habis kok guys, kira-kira bolak-balik kurang 4 deret an lah. Itu aja udah
perjuangan men... beuuhh....
Habis tes itu udah selesai kita boleh pulang. Waktu itu masih jam 4.40 dan
cuaca cerah tidak hujan. Yang menyedihkan adalah pengumuman kita bakalan tes
LGD dan interview psikolog akan diumumkan hari itu pada pukul 22.00 WIB. Kondisiku
semakin terjepit. Aku yang berencana pulang mulai berfikir lagi, gimana
kalau aku dapat jadwal besok pagi apa iya nutut sampe di surabaya? Belum lagi
gimana malam ini aku lihat pengumumannya HP aja nggak punya. Hari itu aku
baru menyadari pentingnya HP. (selama ini aku kemana???)
Tindakan aku selanjutnya adalah turun ke lantai dasar dan mencari tempat
duduk. Pras sholat ashar, dan aku hanya merenung berfikir keras apa yang harus
aku lakukan sambil menunggunya. Sesampainya Pras dari sholat Ashar aku
mengutarakan maksud dan menceritakan apa
yang aku alami hari itu. yah.... dia cuman geleng kepala aja. Akhirnya
dicarilah kontak Gilang di Hpnya daaannnnn tidak ada. Sekalipun ada nomornya ga
aktif. Lalu dia mencoba menghubungi Zadid (anak Unair rekan BPH Fossei jatim
jamanku dulu) untuk minta tolong dicarikan kost cewek. Sementara Zadid bisa
dihubungi dan mengiyakan aku minta tolong Pras menguhubungi Rinda (Teman
se-Organisasi se geng Klobot yang saat ini sedang menempuh S2 Ekonomi Islam,
Unair). Begitu sim card aku dipasang di HP Pras ternyata tak ada kontak tersisa
di sim itu, aku baru ingat kalau kontak-kontak aku simpan di email. Kondisi
semakin buruk ketika Pras juga tak memiliki nomor Rinda. āPras minta ke Ummi
dehā (Ummi adalah anggota geng klobot sekaligus Istri Pras). Begitu mendapat
nomor Rinda setelah 21 kali menelpon tak juga diangkat. Untung Pras punya nomor
Rinda yang lain yang aktif WA, di WA lah
si Rinda. Lama juga dia membalasnya. Jadi sekitar pukul 16.40 ā 18.00 an Pras
membantuku mencarikan tempat berteduh. Di dalam hati Ini Pras beneran apa malaikat ya?? Lalu aku lihat kakinya masih
menapak di lantai Atau Malaikat yang
menyusup di tubuh Pras?
Tak hanya itu, Pras juga mencoba menghubungi mas Ahadish (kakak angkatan
waktu kuliah di UB dan kini menempuh S2 di Unair) tapi tak ada hasil. Setelah
adzan maghrib akhirnya dapat jawaban dari Rinda dan dia akan segera menjemputku
di masjid Nuruzzaman bersama Rina (Teman se organisasi aku di kuliah dulu).
Hanya ber say hello sebentar lalu aku menuju ke kost Rinda dengan mendadak.
Maaf ya semuanya (Pras, Zadid, Rinda, Rina) merepotkan teman-teman semua. Terima kasih juga telah membantu
saya untuk bisa berteduh hari itu,semoga Allah membalas kebaikan kelak (lemah teles, Gusti Allah sing mbales).
Aku masih berfikir mengapa Allah melabuhkan aku di tempat Rinda?
Sesampainya di kost aku melihat sebuah buku yang ditulis oleh Ust. Yusuf Mansur
tentang Pengusaha. Aku membaca beberapa halaman dan ada yang menarik disana
yaitu bab DOA. Intinya adalah
kekuatan dan dan kita disarankan untuk menghimpun doa. Sejak saat itu aku lebih
menghimpun doa lagi, dari sebelumnya aku hanya menghimpun doa dari Ibu,
Kakak,Keponakan, teman dekat, teman jauh, teman seangkatan, beda angkatan
bahkan kini sopir angkot bahkan driver gojek pun aku minta untuk turut
mendoakanku. Sampai-sampai aku dibilang bawel sama kakak angkatan aku. Hehehe..
Lanjut ya ceritanya. Finally aku tes hari senin di Hotel tunjungan untuk
LGD dan Interview. Jadi hari minggu aku main sama rinda di surabay karena kalau
mau balik malang pun nanggung. Awalnya aku nginep 2 hari di kost Rinda kena
Charge 25.000 tapi begitu aku mau bayar, entah kenapa mbak penjaga kost
membatalkan keputusannya. Alhamdulillah (waktu itu emang keuanganku juga nipis
heheh). Selam di kost Rinda aku ngrepoti Rinda banget deh kayaknya,,,, bahkan
hari minggu sebelum tes aku di anter untuk meninjau lokasi, hari minggunya di
ajak main, terus hari-H aku dianter ke lokasi tes, pulangnya di anter ke
stasiun Gubeng. Ya ampunnn... Ini Rinda
Beneran apa Malaikat ber-raga Rinda ya?
Nikmat Tuhanmu yang manakah yang Engkau Dustakan??? Beginilah kalau Tangan
Allah sudah berbicara, semua teratasi dengan sempurna, di luar nalar dan dugaan
kita. Rinda Terima Kasih semuanya, semoga Allah memudahkanmu dalam menempuh S2
kamu, memurahkan rejekimu dan dipertemukan dengan jodohmu. Amin.
LGD DAN INTERVIEW PSIKOLOGI
Kali ini aku masuk kelompok 17
bersama 5 orang lainnya. Setelah menyerahkan ijazah asli, Transkrip, kartu tes
kita langsung masuk di ruangan. LGD saat itu bertemakan tentang Gen-Y. Sebuah
generasi era teknologi yang malas bergerak dan menghendaki kemudahan. Pada
diskusi tersebut kita diminta untuk membuat proyek yang mencangkup 4 aspek. Aku
lupa apa itu intinya 4 aspek itu tentang proses rekrutmen. Kita ber-6 duduk
melingkar disebuah meja. Setelah selesai membaca artikel yang disuguhkan
panitia kita diberi waktu diskusi sekitar 30 menit kalau tidak salah. Begitu
psikolog berkata āmulaiā beberapa detik kelompokku hening, karena tak ingin
membiarkan ini berlama-lama akhirnya aku meminta ijin untuk mengambil alih
pemimpin diskusi. Pada siskusi kali ini aku berusaha untuk tidak terlalu
dominan juga tidak diam saja, intinya nggak ngotot. Dan karena psikolog
memandangi dan mendengarkan apa yang
kita bicarakan aku pun menyesuaikan gesture tubuhku selayaknya seseorang yang
memberi perhatian penuh pada diskusi dan sesekali aku mengangguk terhadap apa
yang dikatakan rekan diskusiku. Walaupun sebenarnya ditengah diskusi aku agak
blank hehehe aku berusaha menampilkan gesture tubuh penuh perhatian dan
kebijaksanaan ciyee.... hahaha.... Nggak bisa dipungkiri ada sosok menyebalkan
dalam diskusi. Menurutku ada satu yang resek namanya si X entah mengapa firasatku dia akan dapat nilai minus dalam
diskusi kali ini. Meskipun demikian aku berusaha tak terpengaruh olehnya aku
tetap menahan emosiku.
Setelah selesai diskusi dan menyimpulkan LGD kita diminta menunggu di luar
dan menunggu giliran interview psikologi. Aku berada pada urutan kedua dalam
kelompokku untuk di interview. Yang melakukan interview adalah seorang psikolog
yang juga menilai diskusi kami tadi. Ibunya, motherable banget, wajahnya biasa
nggak sangar kok, khas wajah seorang Ibu. Cara berbicaranya juga lembut tapi
tegas. Seperti pada interview psikolog lainnya hal hal yang ditanyakan adalah
terkait tentang diri kita. Tantang apa yang kita tulis di form hari sebelumnya,
kegiatan kita selama ini, karakter kita, apa yang kita sukai, dan semua tentang kita hehe (Kayak judul
lagu). Pada kesempatan kali ini aku hanya diinterview selama 25 menit, padahal peserta
sebelumnya diinterview 30 menit. Pasrah gue sama hasilnya. I have do the
best!!!
Kawan, pengumuman hasil tes tahap ini dan proses seleksi selanjutnya akan
aku tulis di part selanjutnya ya... di saat menulis ini aku masih dalam tahap
seleksi PCPM 32 BI 2016. Mohon doanya ya...
Comments
Post a Comment
Tulis Komentar disini