PENGARUH NILAI BUDAYA ETNIS SUKU MADURA TERHADAP NILAI KEWIRAUSAHAAN

Pulau madura merupakan pulai miskin di negara republik Indonesia. Tanahnya yang kurang subur menjadikan kebanyakan suku madura tidak tinggal di daerahnya. Mereka lebih memilih untuk merantau demi mencari nafkah daripada berdiam diri di daerah. Mereka suka berdagang dan merupakan golongan dominan di pasar-pasar. Selain itu, banyak juga yang bekerja sebagai nelayan, buruh, serta pengumpul besi terpakai dan rongsokan, antara lain.serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer. Keberhasilan lain dari perantau Madura secara ekonomik yang ditandai dengan tingkatan kehidupan yang lebih baik daripada rata-rata tingkatan kehidupan penduduk asli sudah secara umum diakui karena keuletan orang Madura dalam mencari nafkah. Keuletan ini merupakan manifestasi dari ungkapan kar-karkar colpe’ yang dipegang teguh oleh orang Madura dalam mencari nafkah. Selain itu, suku madura merupakan suku yang agamis, sehingga mereka hidup dalam tata aturan Islam.

Dalam agama islam 3 hal yang sudah mutlak yaitu mati, jodoh dan rezeki. Orang yang hanya berpedoman pada hal ini dan tidak mendalami agama sekarang dalam lagi maka orang pasti lebih pesimis, karena rezeki sudah ada yang mengatur dan buat apa usaha. Tapi karena kebanyakan orang beragama islam dan banyak pesantren disana maka orang Madura mengetahui bahwa orang tanpa usaha alias pasrah akan mendapatkan rezeki yang sedikit dan ketika ada usaha yang keras  maka rezeki akan lebih banyak dan memenuhi apa yang kita butuhkan.

Nilai budaya masyarakat Madura yang lain yaitu ulet dalam hubungannya dengan nilai kewirausahaan yaitu mereka mampu menciptakan usaha yang kreatif dan inovatif. Keuletan masyarakat Madura perantauan membuktikan dirinya sebagai pelaku ekonomi sangat berani dalam berkompetisi secara terbuka dengan pemodal besar. Misalnya ketika mereka secara terang-terangan melakukan transaksi bisnis (jual-beli) emas di depan took emas, atau menjajakan perangko (termasuk amplop dan kertas surat) di kawasan kantor pos dengan rasa percaya diri dan tanpa rasa takut akan menderita kerugian. Padahal kemungkinan barang dagangannya tidak akan laku sangat besar.  Lebih daripada itu, etos kerja ini selalu dilandaskan pada semangat religiusitas. Artinya, dalam upaya mencari nafkah orang Madura perantauan lebih mengutamakan kualitas (baca: halal) daripada kuantitas yang mengabaikan semangat itu. Realitas sosial-budaya ini tidak selayaknya disikapi dalam bentuk kecemburuan sosial.

Dengan kepribadian ini Orang Madura memiliki jiwa untuk menjadi Wirausahawan yang baik. Dan telah terbukti wirausaha batik Madura yang sudah dikenal. Orang Madura sangat cinta budaya Madura maka dia mencoba memperkenalkan budayanya kepada Indonesia dengan berbisnis batik Madura dengan usaha kerasnya sekarang bisnis batik Madura menjadi terkenal. Disisi lain orang Madura suka merantau  untuk mencari kerja,dengan hal ini kita bias menyimpukan bahwa orang Madura memiliki kepribadian pekerja keras dan kebanyak orang Madura yang bekerja keras biasanya sukses. Dan Indonesia, pembisnis besi tua terkenal dengan orang Madura.

Tidak hanya itu, terlihat dari gaya bicara mereka yang keras, yang mencerminkan mereka memiliki jiwa keras dalam kehidupannya, keadaan ini merupakan warisan yang telah diberikan oleh kondisi alam dan budayanya. Sikap keras ini dimanfaatkan oleh masyarakat madura sebagai modal dasar dalam memulai suatu usahanya. Semangat kerja keras, berani mengambil resiko, dan pandai melihat peluang bisa dilihat dari banyaknya orang-orang madura yang memiliki usaha di hampir semua kota di indonesia dan usaha yang mereka jalnkan pun sangat beragam dan mampu bersaing, mulai dari bisnis makanan, minuman, busana, dan berbagai macam accesories. Kemampuan mereka dalam menciptakan usaha merupakan cerminan dari para wirausahawan untuk memenangkan persaingan.

Dengan Demikian, nilai – nilai budaya dalam suatu daerah mempunyai pengaruh terhadap sikap mental dan perilaku masyarakat didalamnya. Dalam kewirausahaan bisa jadi nilai budaya ini merupakan dasar seseorang dalam memulai kegiatan kewirausahaan. Untuk itu, dengan memperlajari relevansi budaya masyarakat madura diatas dapat dijadikan suatu acuan bahwa nilai-nilai budaya yang dibawa masyarakat madura mengandung beberapa nilai – nilai yang seharusnya dimiliki oleh pengusaha. Dapat disimpulkan bahwa orang madura sudah mempunyai pondasi dasar menjadi wirausaha, hal ini dapat dibuktikan dengan komitmen dan keuletan mereka di perantauan bahkan banyak orang madura yang telah tersebar diseluruh nusantara.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.Nilai Budaya Madura perlu Diangkat.(online), http://jawapos.com rubrik Radar Madura Jum'at, 17 Oktober 2008

A Latief Wiyata, http://www.kompas.com/ kompas cetak/0104/06/opini/mema04.htm diakses 2 Maret 2014 pukul  21.18

Faturasia.2010. Analisis Model Perilaku Wirausaha Masyarakat Madura dan Orientasi Kesuksesan Anak. (online), http://www.scribd.com/ diakses 3 maret 2014 pukul 11.10

Hidayat Rahmat dan Yudha Herlambang.2009.Pengembangan Tata kelola Industri Kecil Menengah di Madura. Jurnal Teknik Industri, Vol 11 No 1 Juni 2009